PENGARUH IKLAN TERHADAP PENJUALAN PRODUK
Menurut Basu Swastha (1990) menyatakan bahwa
Iklan adalah beritanya itu sendiri, sedangkan periklanan adalah prosesnya yaitu suatu program kegiatan untuk mempersiapkan berita tersebut dan menyebarkan kepasar, masyarakat perlu diberitahu tentang siapa (sponsor) yang menyeponsori Iklan tersebut, dalam hal ini pembayaran dilakukan oleh sponsor kepada media yang membawakan berita tersebut.
1. Fungsi iklan
Adapun fungsi Iklan adalah sebagai berikut
a. Memberikan Informasi
Sebagaiiklana kita ketahui bahwa setiap konsumen atau pemakai tidak akan membeli suatu produk yang belum diketahui iklanfaat dengan kegunaannya. Dengan adanya informasi tentang produk, harga dan mutu maupun informasi lainnya yang diberikan perusahaan dengan melalui pemasangan Iklan tentunya membuat konsumen itu mengetahui segala iklanfaat dan kegunaan daripada produk barang tersebut.
b. Membujuk atau Mempengarahui
Dalam upaya menarik minat konsumen akan selalu berusaha untuk mempengaruhi konsumen melalui Iklan dengan kata-kata yang dapat membujuk atau mempengaruhi konsumen. Hal ini diharapkan dapat menarik konsumen untuk membeli produk tersebut.
c. Menciptakan citra atau image
Dalam pemasangan Iklan suatu perusahaan akan selalu berusaha untuk memberikan image atau citra yang baik kepada konsumen diantaranya seperti bentuk, warna, gaya dan letaknya menarik sehingga dengan demikan konsumen akan selalu terkesan dan selalu ingat akan produk tersebut.
2. Tujuan Iklan
Telah kita ketahui bersama bahwa pada umumnya setiap perusahaan yang ada baik perusahaan yang bergerak dibidang industri pembuatan barang maupun perusahaan yang bergerak dibidang jasa sudah pasti akan selalu menghendaki perusahaannya maupun produknya dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat luas dan disamping bersaing dengan produk yang sejenis dipasaran.
Berawal serta bertitik tolak atas dasar dan gambaran tersebut diatas maka dengan melaksanakan suatu kegiatan periklanan, dimaksudkan agar setiap produk yang ada pada perusahaan dapat diperkenalkan kepada masyarakat luas melalui kegiatan periklanan yang dijalankan oleh perusahaan tersebut. Dengan harapan bahwa volume penjualan tersebut dapat meningkat pada masa yang akan datang.
Menurut Tams Djayakusuma (1992) mengatakan tentang pengertian Iklan sebagai berikut :
Iklan merupakan suatu langkah promosi yang non personal dan dilakukan melalui berbagai media dengan sejumlah biaya yang dituj ukan kepada masyarakat dan konsumen khususnya.
3. Jenis jenis Iklan
Dengan begitu pesatnya perkembangan Iklan mulai dari yang sederhana hingga iklan yang modern mengakibatkan banyak ragam atau jenis iklan yang dapat dipergunakan sebagai alat penghubung antara produsen dan konsumen.
Menurut Tams Djayakusuma (1991), disini iklan jenisnya digolongkan menjadi :
a. Price Advertising
Periklanan ini merupakan iklan dengan menonjolkan suatu harga yang menarik bagi para pembeli.
b. Brand Advertising
Merupakan iklan dengan menonjolkan merk dari suatu produk terhadap yang melihat, membaca dan mendengar.
c. Quality Advertising
Dalam periklanan ini diusahakan agar membeli kesan kepada pembeli diiklana produk yang ditawarkan adalah yang bermutu tinggi.
d. Produk Advertising
Dalam periklanan ini diusahakan kita menarik konsumen dengan mengemukakan faedah pemakaian suatu barang atau jasa.
4. Anggaran Iklan
Manager pemasaran memerlukan suatu metode untuk menetapkan anggaran periklanan. Efisiensi dari prosedur ini sering tergantung pada kemampuan perusahaan untuk mengukur efektifitas periklanannya. Teknik-teknik yang dapat dipakai antara lain, Basu dan Irawan (1990)
a. Pendekatan Subyektif
Metode subyektif dapat dipakai untuk menyusun anggaran berdasarkan pendapat dan pengalaiklan seseorang atau iklanajer. Umumnya iklanajer mempunyai tugas mengalokasikan anggaran tetap (fixed budget) diantara biaya periklanan dan biaya pemasaran lainnya. Jika hubungan pembeli secara langsung ditinjau sebagai elemen paling penting didalam marketing mix, maka periklanan sering dikesampingkan. Disamping itu, bilaiklana perusahaan menghendaki biaya yang lebih rendah maka biasanya periklanan akan dikurangi.
b. Pendekatan Pedoiklan Tetap
Pedoiklan ini menyangkut penentuan anggaran periklanan dalam bentuk persentase dari penjualan, jumlah tetap per unit atau ditentukan oleh perusahaan saingan. Beberapa perusahaan telah menentukan anggaran mereka sebagai persentase dari volume penjualan yang diramalkan untuk periode diiklana anggaran periklanan itu akan digunakan. Persentase yang sama dapat dipakai untuk menentukan anggaran periode berikutnya.
c. Pendekatan Tugas
Pendekatan ini menyangkut penentuan tujuan, kemudian menentukan pelaksanaan untuk tujuan tersebut. Pendekatan ini dipakai oleh perusahaan mulai dengan menentukan tujuan periklanan.
d. Pendekatan Normatif
Penekatan normatif ini menyatakan penentuan anggaran periklanan yang oprtimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan ini menggunakan dasar penjualan karena penjualan ini dapat memaksimumkan
laba. Pemilihan pendekatan normatif ini tergantung pada apa ada atau tidaknya faktor pengaruhnya, maka kita hanya perlu memaksimumkan laba jangka pendek.
5. Evaluasi Kefektifan Iklan
Kefektifan iklan yang baik harus bias dipertanggungjawabkan akan berikutnya yang dipromosikan atau reklamekan kebanyakan dalam mengukur kefektifan ikian ini bersifat terapan yang berurusan dengan pelaksanaan ikian. Dalam mengukur atau mengevaluasi kefektifan ikian ini penulis mencoba menggunakan persamaan regresi linier sederhana.
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
x = Variabel bebas
Untuk mengetahui nilai a dan b dapal digunakan rumus sebagai berikut :
x = Biaya Iklan
y = Volume penjualan
Nilai a dapat diperkirakan dengan rumus :
b = Koefisien regresi
n = Jumlah observasi yang dilakukan
y = Variabel tidak bebas
x = Variabel bebas
Dengan demikian dapat dicari nilai koefisien korelasi dengan rumus:
x = Untuk total biaya advertising
y = Untuk total penjualan
r = Koefisien korelasi
Bila r = 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara kedua variable sangat lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali.
Bila r = +1, maka korelasi antara kedua variabel dikatakan positif dan hubungannya sangat kuat.
Bila r = -1, atau mendekati -1, maka korelasinya dikatakan negatif dan hubungannya sangat kuat.
Tanda plus (+) dan (-) pada koefisien korelasi memiliki arti yang khas.
Bila r = posistif, maka korelasi antara ke 2 variabel bersifat searah, dengan kata lain kenaikan atau penurunan nilai-nilai (x) terjadi bersama-sama dengan kenaikan atau penurunan nilai (y).
Bila r = negatif, maka kenaikan nilai-nilai (x) terjadi bersama-sama dengan penurunan nilai-nilai (y) atau sebaliknya. (Dajan, 1990).
0 komentar:
Posting Komentar